Kamis, 16 Oktober 2014

Senin, 13 Oktober 2014

RENUNGKANLAH

Bismillah

Sebelum memulai tulisan ini, bukanlah berarti merasa paling baik. Bukan, bukan itu. Tetapi ini juga sebagai pengingat diri dan mudah - mudahan bisa bersama beriringan untuk  demikian.

Ibda Bin nafsi...

Aku aman bagimu...

Rosulullooh suri tauladan kita telah mencontohkan dan bersabda dalam haditsnya yang artinya:
Setiap muslim itu bersaudara. Maka tidak boleh menzhaliminya, menelantarkannya, mendustakannya, ataupun menghinanya. (Lalu beliau bersabda) Cukuplah seseorang dikatakan telah berbuat keburukan jika ia menghina saudaranya sesama muslim. Darah, harta, dan kehormatan setiap muslim atas, muslim lainnya adalah haram (untuk diganggu)” (H.R Muslim)

Dari Abu Musabeliau menceritakan bahwa para Sahabat bertanya kepada Rosulullooh, “Wahai Rosulullooh! Islam manakah yang lebih utama?” Beliau menjawab, “Yaitu orang yang membuat kaum muslimin yang lain selamat dari gangguan lisan dan tangannya.” (H.R al-Bukhari dan Muslim)
Dalam penjelasan  Al-Hafizh (Ibnu Hajar Al-Asqalani), Beliau berkata, “Hadits ini bersifat umum bila dinisbatkan kepada lisan. Hal itu karena lisan memungkinkan berbicara tentang apa yang telah lalu, yang sedang terjadi sekarang dan juga yang akan terjadi saat mendatang. Berbeda dengan tangan. Pengaruh tangan tidak seluas pengaruh lisan. Walaupun begitu, tangan bisa juga mempunyai pengaruh yang luas sebagaimana lisan, yaitu melalui tulisan. Dan pengaruh tulisan juga tidak kalah hebatnya dengan pengaruh tulisan”.

Dalam Hadits riwayat Thabrani Rosulullooh pun bersabda yang artinya:
 “Orang mukmin yang paling utama keislamannya adalah mana orang-orang muslim selamat dari (gangguan) lisan dan tangannya dari orang-orang muslim lainnya, orang mukmin yang paling utama keimanannya adalah orang yang paling baik di antara mereka perangainya, orang berhijrah yang paling utama adalah mereka yang berhijrah dari segala sesuatu yang dilarang ALLOH Ta’ala, dan jihad yang paling utama ialah orang yang berjihad (mengendalikan) nafsunya dalam Dzat ALLOH.
Seseorang muslim hendaklah dia menjaga lidah dan tangannya sehingga tidak mengganggu orang lain. Gangguan diatas dapat berupa gangguan sampai pada taraf menzhalimi, ataukah gangguan yang ringan atau kecil yang mungkin kaum muslimin sadar ataupun tidak sadar terjatuh kedalamnya. Baik ketika dihadapannya atukah tidak.

Sehingga hendaklah kehati – hatian itu dibiasakan. Agar apa yang terlaku, terkata, tertulis ataukah tersirat menjadikan ketenangan, ketentraman, kesejukan dan aman itu kan tercipta. Denga berfikir dan pertimbangkan dahulu sebelumnya. Sehingga tidak menimbulkan kemudhorotan serta kerusakan. Sedari itu maka kehati hatian hendaklah selalu dipertimbangkan.  
Karena tiada hal yang kecil dimata ALLOH. Walau seberat dzarahpun, semua diperhitungkan. Dan dihari kelak pun akan dinampakkan dan dipertanggungjawabkan dihadapanNYA.

Dalam suatu hadits Rosulullloh bersabda yang artinya :
“Sesungguhnya seorang hamba yang mengucapkan suatu perkataan yang tidak dipikirkan apa dampak-dampaknya akan membuatnya terjerumus ke dalam neraka yang dalamnya lebih jauh dari jarak timur dengan barat” (H.R Bukhari Muslim)

Maka sedari itu, selimutkan rasa malu dan takut kepadaNYA, mudah – mudahan itu sebagai penjaga. Pun ketika telah melakukan itu maka segera tersadarlah, dan tidak untuk mengulang hal yang sama lagi.

Semoga ALLOH berikan petunjuk.

Jumat, 25 Juli 2014

Kepompong Ramadhan



Kau liat kupu –kupu? Indah bukan..
Mah suci ALLOH yang telah menciptakannya.

Belajar dari ciptaan ayat kauniyahnya ini membawa kita pada sebuah perenungan, ya perenungan.. dan semoga dapat mengambil hikmah darinya.

Kau tahu? Kala sebelum menjadi kupu nan indah.. ternyata ia harus melalui berbagai proses. Proses metamorfosis : telur-ulat-kepompong-kupu-kupu. he.. kaya jadi pelajaran anak sekolah ya.. =)

Dalam perubahan pada metamorfosis kupu-kupu ini terjadilah perubahan yang sangat mencolok antara ketika kehidupan di masa mudanya dengan masa dewasanya.
Tatkla fase  telur dan kemudian menetas menjadi ulat, ia memiliki karakter bentuknya yang menjijikan dan perilakunya yang tidak baik, merusak daun-daunan tumbuhan sehingga sebagai hama tanaman. Tetapi setelah mengalami bentuk kepompong, ia tidak makan/berpuasa  selama ± 7-14 hari, dan hasilnya menjadi kupu-kupu yang bentuknya menarik, dan perilakunya pun menjadi baik, karena ia mengisap madu dan membantu penyerbukan bunga.

Pada masa kepompong inilah diidentikkan dengan berpuasa manusia. Dalam fase kepompong, Ia berjuang keras untuk beberapa waktu sebelum akhirnya ia keluar dari kulit kepopong.
Ya..dalam ramdhan layaknya kita dalam fase kepompong. Dalam masa itu adalah masa penempaan dan perjuangan kita menahan, menjaga hati dan anggota tubuh kita dari hawa nafsu, meningkatkan kualitas dan kuantitas amal – amal ibadah kita agar menjadi hamba yang ALLOH ridhoi menuju taqwa. 

Dah ALLOH berfirman dalam Q.S An Nazi’at : 40 -41, yang artinya:
“ Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggalnya."

Ramadhan mengajarkan kita untuk mengontrol diri..ya mengontrol diri.

Dan..
menuju penghujung ramadahan. Semoga ALLOH masih memberikan kepada kita kekuatan dan keistiqomahan dalam balut ketaatan – ketaatan serta kebaikan serta memaksimalkannya dalam segala apa yang ALLOH ridhoi.
Dan semoga kepompong ramadhan kita, menghantarkan layaknya kupu kupu nan indah berbalut taqwa, Aamiin. Walau sadar berasa itu amatlah masih sangat jauh. Hanya kepadaNYAlah kita bermohon..

Kamis, 24 Juli 2014

Sayangi Selagi Masih Ada

Sayangi selagi masih ada,
Karena.. 
Cinta, kasing sayang orang tua tak akan lekang oleh waktu. Nan selalu setia..



Minggu, 13 April 2014

Ingatkah..

ALLOH berfirman dalam Q.S Al Hasr: 18, yang artinya:
‘ Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada ALLOH dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada ALLOH, Sesungguhnya ALLOH  Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.’

Perjalanan..
Jika hidup layaknya perjalanan dengan naik kereta, maka akan ada jadwal waktu dimana kereta akan menaikkan dan menurunkan penumpang pada satsiun dan tempat tertentu. Dan dalam perjalanan hidup pun demikian adanya, tiap hari serta waktu tertentu akan adanya kelahiran dan kematian yang beriringan. Entah tak tau kapan dan dimana itu akan menyapa..
Dan kalaulah diibaratkan pula, kita ini layaknya sedang menanam.  Menanam untuk kita tuai, berupa buah di akhirat kelak. Buah maniskah? Atau sebaliknya..

Dunia ibarat layaknya ladang nan subur..
Tempat menanam pohon
Dengan bercabang jutaan kebaikan akhirat
Beranting ketaqwaan,
Berdaun kemuliaan,
Berbuah manisnya iman..

Lantas, apatah yang sedang kita tanam sekarang? Buah apa yang kan kita petik? Jikalah perjalanan kereta hidup itu suatu saat kan berhenti dan menurunkan kita dalam suatu stasiun tujuan kita..

Dan  terkadang dalam perjalanan ini pun perlulah kiranya adanya pemberhentian sejenak, pemberhentian untuk mengambil energi kembali dalam ranah muhasabah..
‘Self interrogation’ berupa muhasabah seperti yang dikemukakan Ibnu Taimiyah yang pada intinya dimana kiranya perlu untuk mengevaluasi apa yang telah kita lakukan selama ini, ataukah mungkin dalam seharain yang kita jalani. Sehingga mudah – mudahan syukur itu kan ada dan senantiasa memohon ampun manakala ada kesalahan ataukah khilaf dalam diri kita, karena keterbatasan yang ada pada diri kita. Dan berharap menjadi lebih baik..

Dan semoga kita diringankan untuk untuk senantiasa  dalam patikan kebaikan dan selalu ada  rawatan hati kita akan hal ini. Dan mudah – mudahan senantiasa dalam keridhoan dan keberkahanNYA dalam perjalanan ini.. Aamiin

Dan kepadaNYA saya memohon ampun, jikalah  apa yang tertulis belum sepenuhnya diri melakukan. 

.. Mengingatkan juga  diri pribadi..

-- 17: 26 ; Ahad, 13 April 2014

Kamis, 03 April 2014

Pematik

Meretas dalam patikan semangat
Rangkaian kata mengantar energi semangat
Membangkit dalam memahamkan

Bersemangatlah sang pematik..
Menebar dalam rajut kebaikan nan menyejukkan
Layaknya embun
Baek kan  menggiring
Mencoba merangkul semua
Agar  kebaikan nan tercipta
Mensejahterakan..

Dan patikan semangat itu
Beriring sabar 
Dalam jalan ini,
Jalan nan mulia..

-- 05:22 ; Kamis, 03 April 2014

Rabu, 02 April 2014

DIA Memanggilmu..

Adzan dzuhur berkumundang..
Kulangkahkan kakiku bersama beberapa teman seusai perkuliahan semenjak dari pagi, menuju mushola yang ada di lante 1 kampusku. Dan kami menuju tempat wudhu, hah..menyegakan.. setelah beraktiivtas dari pagi kala itu. Air wudhu memang menyegarkan.. 

Setelah itu, Kuberjalan menuju lemari tempat mukena,  kuambil lantas ku kenakan mukena itu. Sebelum sempurna kupakai, tak sengaja mataku melihat nampak dari kejauhan pintu mushola sayap utara sesosok yang dipapah temannya. Pelan berjalannya..pelan..ya pelan.. Sabar sekali teman ini menuntun laki – laki tersebut. MasyaALLOH, setelah hampir dekat dengan pintu mushola ternyata baru ku tahu nampak bahwa laki – laki tersebut tak bisa melihat dengan sempurna. Teman tadi masih dengan setianya memapah laki – laki tersebut menuju tempat wudhu, maka berwudhulah laki – laki tersebut. Dan setelah laki – laki tersebut selesai barulah sang sahabat yang menuntun tadi lantas berwudhu. Dipapahlah lagi sang laki – laki tersebut ke tempat sholat..pela..pelan.. dan dengan begitu sabarnya..

Subhanalloh..hampir tetegun melihat  sampai beberapa saat..
Ahh.. teringat kejadian sekitar satu semester yang lalu itu, sekelibat teringat pula kisah sahabat Rosululloh, Ibnu Ummi Maktum. Beliau adalah seorang sahabat yang daikaruniai keterbatasan penglihaan/buta.
Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairoh berkata : “Telah datang kepada Nabi Sholalloohu ‘alaihi Wa Sallam seorang laki-laki buta dan berkata, ‘Wahai Rosulullooh sesungguhnya aku tidak memilki seorang penuntun pun yang bisa mengajakku ke masjid.’ Dan dia meminta kepada Rosulullooh Sholalloohu ‘alaihi wa Sallam agar memberikannya rukhshoh (keringanan) agar dirinya sholat di rumah maka kemudian Rosulullooh pun memberikan rukhshoh kepadanya. Namun ketika orang itu membalikkan badannya Rosulullooh Sholaloohu ‘alaihi wa Sallam memanggilnya dan berkata, ‘Apakah engkau mendengar panggilan (adzan) untuk sholat? ’ dia menjawab,’ya’, Beliau Sholalloohu ‘alaihi wa Sallam  berkata, ‘Sambutlah’." (HR. Muslim)

MasyaALLOH.. bagaimanakah tidak, sesosok pemuda dengan keterbatasan penglihatnnya begitu semangatnya bersegera mendahulukan mendatangi panggilanNYA kala dikumandangkan. Dan terlebih lagi kisah Sahabat Ibnu Ummi Maktum meskipun beliau meminta keringanan,  ternyata Rosulullooh tetap memintanya untuk menghadiri panggilan tadi.
Lantas bagaimanakah dengan diri kita dengan kondisi yang sehat tanpa kendala, dikala mendengar panggilan untuk menghadapNYA?
..Nasehat diri..

-- 23:17 ; Rabu, 02 April 2014

Minggu, 30 Maret 2014

..LAPARNYA ANAK KECIL ITU..

 Dan dengarkan, dengarkanlah  kisah dari sahabat nabi nan mulia Umar bin Khotob Rhodhiyalloohu 'anhu.
Sungguh sosok pemimpin yang penuh kemuliaan dan teladan, serta penuh perhatiannya akan kesejahteraan rakyatnya. Bliau berusaha selalu memastikan kondisi rakyatnya hingga malam pun beliau rela berkeliling untuk memastikan kondisinya.
Khalifah Umar Bin Khotob suatu ketika berkeliling pada malam hari untuk memastikan kondisi rakyatnya. Sampailah beliau di suatu tenda yang berjarak sekitar 3 mil dari kota Madinah. Beliau melihat seorang wanita bersama  anak – anaknya yang masih kecil  menangis ada disekelilingnya.

Lantas terjadilah dialog Umar dengan wanita tersebut:
Dan Umarpun menanyakan keadaan anak tersebut.
Lantas wanita tersebut menjawab’Kami ditimpa hawa dingin dan kegelapan malam’
Umar bertanya’Lalu mengapa mereka menangis?’
Wanita itu menjawab ‘Mereka menangis karena lapar.’
Umar bertanya lagi ‘Apa yang ada dalam periuk itu?’
Wanita itu menjawab, “Air”. Sengaja aku memasaka air untuk membuat mereka diam dan tertidur
Kemudian wanita itu berkata, ‘Allah menjadikan kami saksi atas Umar’
Dan wanita tersebut tidaklah mengetahui, bahwa sesungguhnya sososk yang sedang berbicara dengannya adalah Khalifah Umar.
Lantas Umar berkata ‘Semoga ALLOH memberi rahmat kepadamu . Umar tidak mengetahui keadaan kalian.
Dan wanita tersebut menyahut ‘Subhanallooh, dia yang diamanahi mengurus kepentingan kami, malah melalaikan nasib kami’

Setelah kejadian tersebut , lantas Umar bergegas pergi.
Dana apakah sekiranya yang diakukan Umar???
Umar ternyata segera pergi ke Baitul mal dan kembali ke tenda tempat wanita tersebut beserta anak – anak kecilnya. Bliau memanggul makanan diatas pundaknya. Memikul karung – karung berisi gandum dan minyak.
Dan ini beliau lakukan sendiri tanpa meminta bantuan orang lain, walauapun sekiranya bagi beliau untuk memerintahkan hal itu sangatlah mudah. Namun tidak, beliau nda melakukannya.
Dan Umar berpegang prinsip bahwa orang lain tidak akan menanggung dosanya pada hari kiamat nanti.
Setelah itu segeralah Umar memasak bahan makanan yang ia bawa tadi untuk anak – anak kecil wanita tersebut. Dan dalam benak wanita tersebut merasa terheran, berkatalah ia:
‘Semoga ALLOH membalas kebaikanmu. Demi ALLOH engkau lebih pantas menjadi pemimpin kami daripada Umar’

MasyaALLOH..
Begitu mulianya sahabat Umar ini, meskipun begitu tak lantas mengatakan bahwa akulah Umar.
Kesejahteraan bagi rakyatnya jauh lebih utama, dari pada sebuah lebel sebutan pemimpin. Sebuah rasa tanggung jawab yang begitu mulianya..

-- 22.37 ; Ahad, 30 Maret 2014

Sabtu, 29 Maret 2014

Siapakah Diri?

Menyusur jejak langkah episode hidup..
Meniti jalan menuju pintu pulangku kepadaMU
Wahai diri..
Dan sadarkah siapa dirimu sekarang ini?
Hanya..
Seonngok jiwa berbalur daging
Manakala jiwamu terlepas
Tiadalah arti onggokan daging yang selalu dielu 
Kembali jiwamu padaNYA
Maka benarlah FirmanMU kala ENGKAU katakan
Tiada berarti apa yanga ada pada manusia setelah menghadapMU
Melainkan hati dan amal..

Hemm..
ROBB.. dan diri ini? memang belumlah dikata baek
Salah dan khilaf tak ayal kadang menyelimutiku

Izinkalah  ya ROBB..
Agar CahayaMU benderangkan selalu jalanaku
Dikala sususri perjalanan ini..
 Perjalanan tuk kembali menujuMU

-- 23.03 ; Sabtu,29 Maret 2014

Minggu, 02 Februari 2014

Bercandanya Rosulullooh.. -- Biji Buah Kurma..

Suatu ketika, Rosulullooh Sholalloohu ‘Alaihi Wa Sallam dan para sahabat sedang ifthor. Setiap kali mereka makan sebuah kurma, biji- biji sisanya mereka sisihkan di tempatnya masing- masing. Beberapa saat kemudian, Ali menyadari bahwa dia memakan terlalu banyak kurma. Biji- biji kurma sisa mereka menumpuk lebih banyak di sisi Ali dibandingkan di sisi Rosulullooh. Maka Ali pun secara diam- diam memindahkan biji-biji kurma tersebut ke sisi Rosulullooh. Kemudian Ali Rodhiyalloohu ‘Anhu dengan tersipu-sipu mengatakan,
‘ Wahai Nabi, engkau memakan kurma lebih banyak daripada aku. Lihatlah biji-biji kurma yang menumpuk di tempatmu. ’
 Nabi pun tersenyum dan menjawab, ‘Ali, kamulah yang memakan lebih banyak kurma. Aku memakan kurma dan masih menyisakan biji-bijinya. Sedangkan engkau, memakan kurma berikut biji-bijinya.’ (HR. Bukhori)

.. =)

( Ifthor: makanan berbuka puasa)--Selepas sholat isya
20:20 Ahad, 02 Feb 2014


Rabu, 29 Januari 2014

Dan Kesabran itu Berbuah Keimanan..

Ini terkisah dari suri tauladan kita nan mulia Rosulullooh Sholalloohu ‘Alaihi wa Sallam
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyalloohu ‘Anhu, berkata yang artinya:
‘ Masih tengiang dalam ingatanku saat Rosulullooh Sholalloohu ‘Alaihi Wa Sallam mengisahkan seorang nabi yang dipukul kaumnya hingga berdarah. Nabi tersebut mengusap darah pada wajahnya seraya berdo’a: ‘Ya ALLOH, ampunilah kaumku, karena mereka kaum yang tidak mengetahui. ’
Suatu hari ketika Rosulullooh Sholalloohu ‘Alaihi wa Salllam tengah melayat atas kematian sahabatnya, datanglah seorang Yahudi bernama Zaid bin Su’nah, menemui beliau untuk menuntut piutangnya. Yahudi itu menarik ujung gamis dan selendang beliau sambil menatap dengan wajah bengis. Ia berkata: ‘ Hai Muhammad, apakah engkau tak akan membayar hutangmu padaku? ’ Kontan sikap Yahudi ini membuat orang – orang yang ada disitu meradang.
Umar Rodhiyalloohu ‘Anhu pun marah, ia menoleh ke arah Zaid si Yahudi sambil melototkan matanya seraya berkata: ‘Hai musuh ALLOH, engkau beraniberkata dan berbuat tidak senonoh terhadap Rosulullooh Sholalloohu ‘Alaihi wa Salllam di hadapanku?! Demi Dzat yang telah mengutus beliau dengan membawa kebenaran, seandainya bukan karena menghindari teguran beliau, niscaya sudah kutebas engkau dengan pedangku! ’
Sementara Rosulullooh Sholalloohu ‘Alaihi Wa Salllam memperhatikan reaksi Umar rodhiyalloohu ‘Anhu dengan tenang. Beiau bersabda:
‘ Wahai Umar, aku dan ia lebih membutuhkan perkara yang lain (nasihat). Yaitu engkau anjurkan kepadaku untuk menagih hutangnya dengan cara yang baik pula. Wahai Umar, bawalah ia dan tunaikanlah haknya serta tambahkan dengan dua puluh sha’ kurma ’
Melihat Umar Rodhiyalloohu ‘Anhu menambah dua puluh sha’ kurma, Zaid si Yahudi itu bertanya: Hai Umar, tambahan apakah ini ?
‘ Umar Rodhiyalloohu ‘Anhu menjawab: ‘Rosulullooh Sholalloohu ‘Alaihi wa Salllam memerintahkanku untuk menambahkannya sebagai ganti kemarahanmu! ’
Si Yahudi itu berkata: ‘ Hai Umar, apakah engkau mengenalku ? ’
‘ Tidak. Siapa anda ? ’ Umar Rodhiyalloohu ‘Anhu balas bertanya.
‘ Aku adalah  zaid bin Su’nah, ’ jawabnya.
‘ Apakah zaid si pendeta itu ? ’ tanya Umar lagi.
‘ Benar ! ’ jawabnya. Umar berkata: ‘Apakah yang mendorongmu berbicara dan bertindak seperti itu terhadap Rosulullooh Sholalloohu ‘Alaihi wa Salllam ? ’
Jawab Zaid: ‘Haui Umar, tidak satupun tanda – tanda kenabian kecuali aku pasti mengenalinya melalui wajah beliau setiap kali aku memandangnya. Tinggal dua tanda yang belum kubuktikan, yaitu: apakah kesabarannya dapat memupus tindakan jahil, dan apakah tindakan jahil yang ditujukan kepadanya justru semakin menambah kemuran hatinya ? Dan sekarang aku telah membuktikannya. Aku bersaksi kepadamu wahai Umar, bahwa aku rela ALLOH ‘Azza wa Jalla sebagai ROBBku, islam sebagai agamaku dan Muhammad sebagai nabiku. Dan Aku bersaksi kepadamu bahwa aku telah menyedekahkan sebagian hartaku untuk umat Muhammad. ’
Umar berkta ‘ Ataukah untuk sebagian umat Muhammad Sholalloohu ‘Alaihi wa Salllam saja? Sebab hartamu tidak akan cukup untuk dibagikan kepada seluruh umat Muhammad ’
Zaid berkata ‘Ya, untuk sebagian umat Muhammmad. ’
Lalu Zaid kembali menemui Rosulullooh Sholalloohu ‘Alaihi wa Salllam dan bersaksi:
‘ASSHADUALLAA ILAAHAILLALLOOH  WA ASSHADUANNA MUHAMMDARROSULULLOOH ' 
“Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali ALLOH semata, dan aku juga bersaksi bahwa Muhammd adalah hamba dan utusan-NYA. ”
Alhamdulillah, Ia Pun menjadi orang yang beriman dan membenarkan kerosullan beliau Sholalloohu ‘Alaihi wa Salllam.
--Subhanallooh..

Sabtu, 25 Januari 2014

Dalam Renda Malam

Beranjak larut malam..
Senyap merayap dalam jejak malam
Suaramu katak, jangkrik.. nan pemecah sunyi
Langit kamar, detak jam pengiring
Menerawang pandang  tembus langit  dinding kamar
Berarak asa dalam fikiranku

Kupahat dan kutuah dalam bingkai do’aku padaMU

Ahh hanya KAU yang tau
Iya hanya ENGKAU yang tau

KepdaMU aku tumpahkan semua
Tanpa kuberi tau sungguh ENGAKUpun  tlah tau
Karena ENGKAU Maha TAU sgala isi hatiku
ENGKAU tahu bahagiaku,
ENGKAU tahu sedihku,
ENGKAU tahu lapangku,
ENGKAU tahu sempitku,
ENGKAU tahu  semua
Iya ENGKAU Maha TAU semua

Dan
Izinkan..dan ajarkanku ROBBku
agar syukurku selalu ada padaMU dalam segala keadaanku 
Karena kutahu aku masih jauh.., masih jauh dari itu
Maafkan hambamu ya ROBB

Kala beranjak malam
-- 22.55 ; 28 Jan 2014

Rabu, 15 Januari 2014

Perjalanan

Langkah
Langkah ini terus berayun
Terus melaju
Menyusuri bentang yang kan berujung
  
 Ujung dimanakah kan berarkhir ?
Aku sedang berjalan menujuMU ROBBKU

Sususri jalan lurus, pendakian, penurunan, liku
Ahh inilah jalan
RambuMU kan slalu ada
Penuntunku dalam perjalanan ini

Tlah sampai mana kini ?
Masih berapa lama ?
Apa yang siap kau bawa ?
Cukupkah bekalmu?

Hai..waktu berbatas berujung
Sipkan bekalmu..

11.53 ; 16 Jan 2014